Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

17

Pernah ada tangan-tangan yang menolong juga pernah ada bahu-bahu untuk bersandar. Pernah juga ada tawa-tawa yang selalu mengisi, ada juga sedikit tangis didalamnya. Pernah ada perdebatan, bahkan pertengkaran. Pernah ada pembicaraan serius soal hidup, juga pernah ada humor receh didalamnya. Pernah jalan bersama-sama, berangkulan tangan sembari merapalkan doa. Doa, katanya agar semua itu terus terjadi dan tidak menjadi kenangan. Doa-doa terus dipanjatkan. Harapan terus ditinggikan. Semoga-semoga itu, akan terus menjadi semoga. Hingga akhirnya, satu persatu, punggung-punggung itu, mulai berjalan, berjauhan. Punggung-punggung yang aku cintai. Mereka mulai mencoba melepaskan satu sama lain. Mereka mulai merakit perahu mereka masing-masing, mecoba menjauh dari rumah mereka untuk sebuah harap yang lebih besar. Mereka mulai sibuk menata serpihan-serpihan masa depan yang masih tersisa, mencoba berjalan sendiri tanpa tangan dan bahu yang lain untuk membantu. dan yang ...

Utarakan.

Gambar
Aku ingin menjadi sepertimu. Aku ingin mencintai dengan caramu. Aku ingin menjadi kamu yang menyakitkan, namun tetap dipuja. Bagaimana rasanya sayang? Menjadi begitu penting dalam hati seorang perempuan, yang beberapakali kau buat menangis. Bagaimana rasanya sayang? DItangisi semalaman suntuk  oleh seorang perempuan hanya karena kalimatmu malam ini tidak bersahabat dengan hatinya yang sedang tersakiti? Bagaimana rasanya sayang? Tetap teguh dengan pendirianmu, saat perempuan yang katanya kau sayangi memintamu untuk tetap tinggal, tetapi kau acuhkan? Bagaimana rasanya sayang? Nikmatkah setiap kali aku kirimkan pesan-pesan penuh amarah, karena aku sendiri yang terlalu menyayangi? Bagaimana rasanya sayang? Aku harap, ada pilu diperasaanmu saat itu. Coba ajari aku. Aku ingin sepertimu. Menjadi kuat soal perasaan. Tetapi, jauh dari itu semua Sayang, semoga aku masih dan akan selalu menjadi jarak yang ingin kau gapai. Sayang, semoga aku masih dan akan selalu menja...